Laman

ZERO TO HERO

BANYAK JALAN MENUJU ROMA NAMUN HANYA BUTUH SATU LANGKAH KECIL UNTUK MENUJU SEGALANYA

Selasa, 04 Agustus 2015

Bermanfaat Bagi Orang Banyak.

“Apabila anak Adam meninggal, terputuslah amalannya kecuali dari tiga perkara : Shodaqoh Jariyah, atau Ilmu yang bermanfaat, atau anak Sholih yang mendoakannya” (HR. Muslim)


Percayalah, bahwa kita hanya bisa mencapai tujuan dan sasaran hidup dengan setapak demi setapak, dan tidak bisa seketika. Oleh karena itu, ketika kita menghimpun kesuksesan, maka kitapun menghimpunnya secara setapak demi setapak.

waktu-waktu yang memiliki keutamaan.

Waktu yang diberikan oleh Alloh begitu terbatas, sedangkan kewajiban yang harus kita tunaikan begitu banyak. Oleh sebab itu, seorang Muslim harus mensiasati keterbatasan waktu yang dimilikinya dengan cara memperhatikan beberapa waktu khusus yang telah Alloh siapkan bagi para hambanya. Sesungguhnya Alloh dengan rahmatnya telah menyiapkan waktu-waktu tertentu yang mempunyai keutamaan-keutamaan yang tidak dimiliki oleh waktu-waktu lainnya. Dan hal ini merupakan keuntungan tersendiri bagi seorang hamba untuk mengumpulkan sebanyak mungkin pundi-pundi pahala dan amalan-amalan kebaikan dengan cara yang cukup instan. Diantaranya : a. Keutamaan bulan Ramadhon, di dalamnya terdapat 10 malam terakhir yang yang apabila kita bersungguh-sungguh beribadah didalamnya, maka kita akan mendapatkan Lailatul Qadr yang keutamaannya melebihi 1000 bulan pada malam-malam lainnya. b. Keutamaan 10 hari pertama dari bulan Dzulhijjah, puncaknya pada tanggal 10 Dzulhijjah, (( ما من أيام العمل الصالح فيهن أحب إلى الله منه في هذه الأيام العشر)) قالوا : ولا الجهاد في سبيل الله !! قال : (( ولا الجهاد في سبيل الله إلا رجل خرج بنفسه وماله ولم يرجع من ذلك بشيء )) “Tidak ada hari, amal shalih padanya yang lebih Allah cintai daripada sepuluh hari (Dzul Hijjah).” Mereka berkata; wahai Rasulullah, tidak pula berjihad di jalan Allah? Beliau berkata: “Tidak pula berjihad di jalan Allah, kecuali seorang laki-laki yang keluar dengan jiwa dan hartanya kemudian tidak kembali membawa sesuatupun.” (HR. Abu Dawud) c. Hari Jum’at, merupakan hari terbaik tiap pekan dan terdapat di banyak keutamaan didalamnya. Di dalamnya suatu waktu yang jika seorang muslim berdoa, maka Allah akan mengabulkannya. خيرُ يومٍ طلعت عليه الشمسُ يوم الجمعة )) (( فيها ساعةٌ لا يوافقها عبد مسلم وهو قائم يصلى يسأل الله شيئا, إلا أعطاه إياه Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menyebutkan pada hari Jumat dengan bersabda: “Di dalamnya terdapat satu waktu, tiada seorang hamba muslim yang menepatinya dengan berdiri shalat memohon sesuatu pada Allah, melainkan Allah pasti akan memberi apa yang dia minta.” (HR. Bukhori) d. Sepertiga malam terakhir (Waktu Sahur). (( ينزلُ الله كل ليلة إلى سماء الدنيا حين يبقى ثلث الليل الآخر, فيقول: من يدعوني فأستجيب له، ومن يسألني فأعطيه، ومن يستغفرني فأغفر له)) “Rabb Tabaaraka wa Ta’ala kita turun di setiap malam ke langit dunia pada sepertiga malam terakhir dan berfirman: “Siapa yang berdo’a kepadaKu pasti Aku kabulkan dan siapa yang meminta kepadaKu pasti Aku penuhi dan siapa yang memohon ampun kepadaKu pasti Aku ampuni”. (Muttafaqun Alaihi) Oleh karenanya, para ulama menggambarkan sholat 5 waktu sebagai timbangan harian, hari Jum’at sebagai timbangan mingguan, bulan Ramadhon sebagai timbangan tahunan, sedangkan haji sebagai timbangan seumur hidup. Oleh karenanya, mereka begitu memperhatikan bagaimana hariannya bisa terjaga dengan baik, setelah berhasil maka mereka berusaha menjaga mingguannya, setelah berhasil maka mereka berusaha untuk menjaga tahunannya, setelah berhasil mereka menjaga umurnya, dan itulah penutup yang baik.

Jangan Pernah Menunda-nunda Sebuah Amalan / Pekerjaan.

Terkait dengan larangan untuk menunda-nunda sebuah amal pekerjaan, Rosululloh Shallallahu'alaihi wa sallam pernah bersabda : (( بَادِرُوا بِالأَعْمَالِ, فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ, يُصْبِحُ الرَّجُلُ مُؤْمِنًا وَيُمْسِى كَافِرًا, أَوْ يُمْسِى مُؤْمِنًا وَيُصْبِحُ كَافِرًا يَبِيعُ دِينَهُ بِعَرَضٍ مِنَ الدُّنْيَا )) “Bersegeralah dalam beramal (sholih), sesungguhnya datangnya fitnah sebagaimana malam yang gelap gulita. Seseorang beriman dipagi hari lalu menjadi kafir pada sore harinya, dan seseorang beriman pada sore hari lalu menjadi kafir pada pagi harinya, menukar agamanya dengan kehidupan dunia” (HR. Muslim) Kemudian setelah itu, hal terpenting yang harus diperhatikan dalam beramal dan beraktifitas adalah bukan sekedar bekerja dan beraktifitas sebanyak-banyaknya tanpa mempedulikan kualitas amalan. Akan tetapi kita juga harus melihatnya dari sisi waktu dan tempatnya. Apakah suatu amalan yang kita kerjakan sudah sesuai dengan tempat serta waktu yang seharusnya, ataukah tidak . Dikatakan didalam sebuah pepatah : لكل مقام مقال, ولكل مقال مقام “Di setiap kondisi ada ucapan (yang layak untuk diucapkan), dan setiap ucapan ada waktunya (yang cocok)” Oleh sebab itu, disebutkan oleh para ulama bahwa amalan yang paling utama adalah amalan yang dikerjakan sesuai dengan waktunya. Sebagai contoh, ketika datang waktu sholat, maka yang paling utama adalah melakukan sholat, ketika datang waktu Ramadlan, maka amalan yang paling utama dikerjakan adalah puasa. Ketika datang waktu haji, maka yang paling utama dikerjakan adalah haji . Dan ketika waktu ujian, maka amalan yang paling utama dikerjakan adalah belajar untuk menghadapi ujian. Dan terkait pembahasan ini, kita bisa merujuk kepada kitab : لطائف المعارف فيما لمواسم العام من الوظائف (Pengetahuan tentang amalan-amalan bagi setiap musim ) karya Ibnu Rajab Al-Hambali (736-795 H) yang menerangkan tentang amalan-amalan berdasarkan urutan waktunya.

WAKTU

“Demi waktu, bahwa manusia akan merugi, kecuali bagi orang yang beriman dan beramal sholeh, saling nasehat-menasehati dalam kesabaran dan kebenaran.” (QS. Al-Ashr:1-3) "Ada dua nikmat yang kebanyakan manusia terlena di dalamnya, yakni kesehatan dan waktu luang." (Hadits riwayat Bukhari) “Tidak tergelincir kedua kaki seorang hamba pada hari kiamat sehingga Allah menanyakan empat hal: Umurnya; dihabiskan untuk apa, Waktu mudanya; digunakan untuk apa, Ilmunya; apakah diamalkan atau tidak, Hartanya; darimana dia mendapatkan dan untuk apa saja dihabiskannya” (Hadist Hasan, Riwayat Tirmidzi ) “Dan, jika sekiranya kamu melihat mereka ketika orang-orang yang berdosa itu menundukkan kepalanya di hadapan Tuhannya, (mereka berkata): “Ya Tuhan kami, kami telah melihat dan mendengar, maka kembalikanlah kami (ke dunia), kami akan mengerjakan amal saleh, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang yakin”. ( As-Sajdah: 12) "(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata: "Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia), agar aku berbuat amal yang shaleh terhadap yang telah aku tinggalkan "sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan" (Qs. A1 Mu'minun 23): 99-100) "Pada hari mereka melihat hari kebangkitan itu, mereka merasa seakan-akan tidak tinggal (di dunia) melainkan (sebentar saja) di waktu sore atau pagi hari" (Qs. An-Naazi'aat (79): 46) “Dan mereka berteriak di dalam neraka itu: “Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami niscaya kami akan mengerjakan amal yang saleh berlainan dengan yang telah kami kerjakan”. Dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berfikir bagi orang yang mau berfikir, dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan? maka rasakanlah (azab Kami) dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun.” (Fathir: 37). Kebidupanmu adalah hirupan nafas yang berulang-ulang Setiap kali nafas berlalu dari dirimu, maka berkuranglah bagian dirimu Maka, engkau akan menjadi orang yang kekurangan dan berjalan seperti orang. Dan apa yang engkau tanggung adalah tinggal penderitaan orang arab mengatakan di dalam pepatahnya : الوقت كالسيف إن لم تقطعه قطعك ، ونفسك إن لم تشغلها بالحلال شغلتك بالحرام والوقوع في الآثام “Waktu diibaratkan pedang, jika engkau tidak memotongnya maka waktulah yang akan memotongmu, Dan jika engkau tidak menyibukkan dirimu dengan sesuatu yang halal, maka dia akan menyibukkanmu dengan sesuatu yang haram serta perbuatan-perbuatan dosa”, tentunya sebuah semboyan yang sangat indah serta menyentuh jiwa.